Blog Archive

Categories

Popular Posts

Pages

Langsung ke konten utama

Renungan Kehidupan dan Karma Wasana






Kehidupan adalah hal yang tak pernah habis dan menarik untuk selalu dibahas. Dari kehidupan, manusia banyak mendapatkan pembelajaran dari pengalaman-pengalamannya. Perjalanan roda samsara bergulir, makhluk-makhluk terlahir kembali lagi dan lagi. Sang makluk Tri Pramana yaitu Janma si Manusia bisa meniti persinggahannya di Alam ini dengan karma baiknya bisa pula dengan karma buruknya.

           Berbicara mengenai kelahiran, kehidupan, kematian, dan roda samsara ada sesuatu yang kekal dari hukum rta (hukum alam) yakni database universe atau disebut dengan Karma. Tidak ada hal yang paling relevan di alam semesta ini mengapa semua saling bertalian dan berhubungan jika bukan karena Karma. Ya, tidak ada asap jika tidak ada api. Kelahiran saat ini bukanlah sebuah kebetulan yang muncul untuk sekedar menguji jiwa ataupun kesadaran anda.

            Perhatikan disekitar kita saat ini, bahkan air samudra yang menguap ke angkasa karena Matahari dan uap-uap itu menjadi awan-awan tebal menghitam, karena suhu dan udara yang bertolak, maka akhirnya turun kembali menjadi butir-butir air yang jatuh ke bumi. Hujan merupakan Karma alam, yang prosesnya saling berhubungan dan bertalian antara satu dengan yang lain. Manusia pun mengikuti sekaligus menciptakan alur kehidupannya.

            Dari memori-memori masa lalu, yang seakan tidak bisa diingat oleh kesadaran masa kini. Kita terlahir menjadi manusia yang beragam dengan berbagai latar belakang. Ada yang lahir dari keluarga berekonomi kaya, ada yang miskin. Ada yang rupawan ada pula yang memiliki fisik tidak lengkap. Ada yang cerdas cakap ada pula yang susah sekali bahkan untuk menyimak penegtahiuan. Kehidupan ini menjadi pertanyaan bagi mereka;

“Mengapa ini semua terjadi?”

“Saya tidak bisa menerima ini”

“Hal ini tidak adil untuk diri saya! Bagaimana bisa manusia lain bisa terlihat begitu sempurna, sedangkan saya sebaliknya. Apa salah saya?!”

Merupakan hal yang wajar untuk mempertanyakan hal itu. Mungkin kematangan jiwa yang beragam, menjadikan kehidupan ini adalah cambukan yang menyiksa batin. Perlu disadari bersama, kelahiran saat ini adalah hadiah terbaik yang diberikan Sang Hyang Widi. Apapun dan bagaimanapun bentuknya itu merupakan yang terbaik bahkan lebih dari yang dipikirkan oleh kita. Dalam suratan pada kitab Sarasamuccaya Sloka II menyampaikan :

“Manusah sarvabhutesu varttate vai subhasubhe, asubhesu samasvitam subhesveva vakyaret.”

“Ri sakiwang sarwa bhuta,
iking janma wwang juga wenang gumayana kening subha–subhakarma iking janma,
kuneng akena ring subhakarna juga ikang asubha karma phalaning dadi wwang.

(
sarasamuccaya sloka 2)

 

Terjemahan:

Dari sedemikian banyaknya semua mahkluk yang hidup, yang di lahirkan sebagai manusia itu saja yang dapat berbuat perbuatan yang baik-buruk itu adapun untuk peleburan perbuatan buruk ke dalam perbuatan yang baik juga manfaatnya menjadi manusia.

 


Komentar

Postingan Terakhir

8-latest-65px

Comments

8-comments