Kehidupan adalah hal yang tak pernah habis dan menarik untuk
selalu dibahas. Dari kehidupan, manusia banyak mendapatkan pembelajaran dari
pengalaman-pengalamannya. Perjalanan roda samsara bergulir,
makhluk-makhluk terlahir kembali lagi dan lagi. Sang makluk Tri Pramana yaitu Janma
si Manusia bisa meniti persinggahannya di Alam ini dengan karma baiknya bisa
pula dengan karma buruknya.
Berbicara mengenai kelahiran,
kehidupan, kematian, dan roda samsara ada sesuatu yang kekal dari hukum rta
(hukum alam) yakni database universe atau disebut dengan Karma. Tidak ada hal
yang paling relevan di alam semesta ini mengapa semua saling bertalian dan
berhubungan jika bukan karena Karma. Ya, tidak ada asap jika tidak ada api.
Kelahiran saat ini bukanlah sebuah kebetulan yang muncul untuk sekedar menguji
jiwa ataupun kesadaran anda.
Perhatikan disekitar kita saat ini,
bahkan air samudra yang menguap ke angkasa karena Matahari dan uap-uap itu
menjadi awan-awan tebal menghitam, karena suhu dan udara yang bertolak, maka
akhirnya turun kembali menjadi butir-butir air yang jatuh ke bumi. Hujan
merupakan Karma alam, yang prosesnya saling berhubungan dan bertalian antara
satu dengan yang lain. Manusia pun mengikuti sekaligus menciptakan alur kehidupannya.
Dari memori-memori masa lalu, yang
seakan tidak bisa diingat oleh kesadaran masa kini. Kita terlahir menjadi
manusia yang beragam dengan berbagai latar belakang. Ada yang lahir dari
keluarga berekonomi kaya, ada yang miskin. Ada yang rupawan ada pula yang
memiliki fisik tidak lengkap. Ada yang cerdas cakap ada pula yang susah sekali
bahkan untuk menyimak penegtahiuan. Kehidupan ini menjadi pertanyaan bagi
mereka;
“Mengapa
ini semua terjadi?”
“Saya
tidak bisa menerima ini”
“Hal ini tidak adil untuk diri saya!
Bagaimana bisa manusia lain bisa terlihat begitu sempurna, sedangkan saya
sebaliknya. Apa salah saya?!”
Merupakan hal
yang wajar untuk mempertanyakan hal itu. Mungkin kematangan jiwa yang beragam,
menjadikan kehidupan ini adalah cambukan yang menyiksa batin. Perlu disadari
bersama, kelahiran saat ini adalah hadiah terbaik yang diberikan Sang Hyang
Widi. Apapun dan bagaimanapun bentuknya itu merupakan yang terbaik bahkan lebih
dari yang dipikirkan oleh kita. Dalam suratan pada kitab Sarasamuccaya Sloka II
menyampaikan :
“Manusah sarvabhutesu varttate vai
subhasubhe, asubhesu samasvitam subhesveva vakyaret.”
“Ri sakiwang sarwa bhuta,
iking janma wwang juga wenang gumayana
kening subha–subhakarma iking janma,
kuneng akena ring subhakarna juga ikang
asubha karma phalaning dadi wwang.”
(sarasamuccaya
sloka 2)
Terjemahan:
Dari sedemikian banyaknya semua mahkluk
yang hidup, yang di lahirkan sebagai manusia itu saja yang dapat berbuat
perbuatan yang baik-buruk itu adapun untuk peleburan perbuatan buruk ke dalam
perbuatan yang baik juga manfaatnya menjadi manusia.
Komentar
Posting Komentar