Kusadari, hidupku penuh kalkulasi
Tak terkira, tak kusadu mengadu
Ku ingat, kemarin baru saja kutarik hembusan nafas awalku
Terdorong tanya, eh, nafas merdeka ku terjeruji?
.
.
Investasi kehidupan, bayang² ketidaknaturalan
Sedari belia, dijejal tanya sang renta
"Adek sayang, kalau besar mau jadi apa?"
Haha, digiring jadi sosok berprofesi bertuan
.
.
Ada yg menjawab, "Ku ingin jadi Guru, jadi Dokter, jadi Polisi"
Bangga mandiri ku dongak kepala, "Ku ingin jadi orang Baik Bahagia"
Yah, sekeliling ku muram kecewa tiba-tiba
Kenapa cita-cita daku oleh sang renta dinisbikan?
.
.
Merdeka ku dirampas, direnggut lembaga
Mengapa monopoli ketrampilan hidup menjadi kuasa "mereka"?
Di gantung oleh Ijazah, sang renta di hasut biaya hingga berdarah
Ijazah hilang, namun tetap, pengetahuan mu tak guna
.
.
Lapangan kerja, roda samsara dari belia sampai renta
Bernafas hanya mengejar harta, tahta, kembali nista
Kau bilang bahagia? Haha, itu hanya demokrasi sepakat bersama
Gantung saja detak nadi mu didekap mata buta
.
.
Merdeka hidupku mana????
Dimana ku cari kemandirian illahi?
Cari cari cari.... Sayang keburu mati..
Penguasa langit dan bumi tersenyum pati
.
.
Jangan-jangan ini kudeta nafas merdeka?
Ini konspirasi kekang buddhi sang hati
Entahlah, ini kan hanya desahan konflik batin belia
Kutetap layu dalam samsara si renta
.
.
Kalkulasi, hitung-berhitung, tak dapat apa, lalu suka duka
Pesta pora penguasa, sesak tak sadar nafas si miskin logika
Persetan semua, aku alien gila di bumi jagat nata
Keluh kesah ku bersetubuh dengan resah
.
.
Ahh, orgasme batiniah~
Terjudul : Kudeta Senggama Resah
Oleh : Haris Brahma Eka Aditya
Komentar
Posting Komentar